Hampir Setiap pulang dari solo menuju kampung halamanku di daerah terpencil slogohimo, aku mampir untuk jajan di suatu hek, hek yang menurutku istimewa disana ada nasi bungkus tradisional jawa khas wonogiri. nasi dibungkus dengan daun jati dan dengan trancam dan ikan asin sangat menggugah selera.
Tiwul, sering diasumsikan
dengan makanan kampung, ndeso, katrok gak ningrat dan makanan rakyat susah karena dulunya beras mahal hanya orang kaya dan petani yang bisa makan nasi. Tiwul adalah hasil olahan dari tepung ubi kayu (singkong) melalui proses tradisional, yaitu tepung singkong ditambahkan air hingga basah dan dibentuk butiran-butiran yang seragam dengan ukuran sebesar biji kacang hijau dan dikukus selama 20-30 menit. Dulu tiwul atau nasi tiwul dulu dikonsumsi sebagai makanan pokok seperti nasi beras padi atau dicampur dengan parutan kelapa sebagai jajanan. sekarang jarang bisa ditemui penjual tiwul ini cuman tempat2 tertentu atau daerah tertentu saja. Selain itu, tiwul dapat pula dikeringkan menjadi tiwul instan tradisional yang tahan disimpan lebih dari satu tahun cuman masalahnya orang sekarang jarang orang kota mengenal tiwul apalagi anak2 tak akan mengenal tiwul walaupun tiwul instan karena lebih mengenal bubur instan yang banayak mengandung MSG.
Bagi yang masih pengen dan melampiaskan kerinduan akan Tiwul, pergi saja ke hek mania daerah wonogiri jalan menuju ponorogo sekitar 5 km dari kabupaten
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar